Pembukaan Pelatihan Kriya Anyaman Bambu
Pembukaan Pelatihan Kriya Anyaman Bambu
PELATIHAN KRIYA ANYAMAN BAMBU
(Dinas Perindag Kebumen, 6 Februari 2018). Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kebumen senantiasa terus berupaya meningkatkan kesejahteraan para pengusaha kecil, termasuk pengrajin Anyaman Bambu, melalui fasilitasi Pelatihan Kriya Anyaman Bambu.
Pelatihan diselenggarakan selama 3 (tiga) hari, mulai tanggal 6 hingga 8 Februari 2018, di Hotel Candisari Karanganyar, dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kebumen (Drajat Tri Wibowo) mewakili Kadin Perindag.
Pelatihan Kriya Anyaman Bambu diikuti oleh 20 orang pengrajin, berasal dari Desa Rejosari Kec. Ambal, serta Desa Grujugan dan Desa Tanjungsari Kec. Petanahan, dengan instruktur dari Balai Kerajinan dan Batik Yogyakarta.
Dalam sambutannya, Sekdin Perindag menyampaikan antara lain pentingnya upaya peningkatan ketrampilan serta pemasaran hasil produksi. Dengan meningkatnya ketrampilan maka akan meningkat pula kreativitas serta hasil produksinya. Dengan demikian akan tercipta beragam produk anyaman bambu yang makin berkualitas.
Di sisi lain, Sekdin Perindag juga menyampaikan agar peserta pelatihan terus berupaya memperluas pemasaran, dengan memanfaatkan keberadaan PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) KUMKM Kebumen. PLUT memiliki 7 (tujuh) fungsi layanan dalam melakukan terobosan dengan memperkuat program pendampingan kepada para pelaku KUMKM untuk mempercepat peningkatan daya saing, yaitu : 1). Konsultasi bisnis KUMKM, 2). Pendampingan atau mentor bisnis, 3). Promosi atau pemasaran, 4). Akses ke pembiayaan, 5). Pelatihan Bisnis, 6). Networking dan 7). Layanan pustaka entrepreneur. Selain itu, pemasaran produk UMKM juga bisa dilakukan melalui Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kebumen.
Diakhir sambutan, Sekdin Perindag berpesan kepada para peserta agar mengikuti pelatihan dengan baik, mencermati serta memahami semua materi pelatihan kriya anyaman bambu, sehingga tidak saja akan menambah wawasan dan pengetahuan tetapi juga akan meningkatkan ketrampilannya.
Dengan demikian, diharapkan nantinya ada inovasi dan kreasi dalam produk anyaman bambu, tidak hanya berupa caping, kukusan, cepon serta besek yang selama ini diproduksi, tetapi juga berupa hiasan interior ruangan seperti tempat tissue, kap lampu, hiasan dinding, juga tudung saji, serta sangkar burung, termasuk tempat mahar pernikahan, dll. Muara dari kesemuanya itu untuk meningkatkan kesejahteraan para peserta pelatihan. (ADM/DTW)